Kadang tanpa sedar, masih lagi berdoa untuk bahagia dia. Masih lagi berdoa untuk kedua keluarga. Masih lagi minta bahagia mereka.
Seolah yang kini tak pernah terjadi.
Tak sekelumit pun amarah, malah bila tuhan beri dia, seolah tuhan beri harapan. Cuma, dari awal sedar, harapan itu sementara. Jadi bila tuhan ambil pun, harus sedar. Semuanya sementara.
Semoga ini kekal. Rasa bahagia saat membahagiakan, rasa tenang saat melepaskan. Sebab aku juga manusia, bila bila pun boleh berubah.
Dan menjadi lebih buruk, itu ketakutanku. Karena sejak awal pun aku pendosa. Dan si pendosa ini, begitu tangguh memaksa diri untuk menjadi lebih baik.