Aku mencari seolah ada yang hilang, tanpa aku sadar apa yang
telah aku hilangkan.
Aku tertanya-tanya. Seolah hidup begitu kosong. Seolah kesedihan
meliputi kehidupanku. Aku terbiasa, terlalu biasa dengan namanya bahagia tanpa
aku tahu tuhan bisa mengambilnya, kapan pun. Aku takabbur. Aku lemas dalam
bahagiaku sendiri.
Sampai aku hilang arti mahu hidup. Aku mahu berhenti untuk hidup. Aku hilang semua mimpiku. Untuk apa aku hidup? Untuk apa tuhan? Itu pertanyaanku dulu.
Namun, dengan perlahan tuhan membawaku kembali. Menghulurkan begitu banyak manusia yang tanpa aku kenal dirinya, aku lihat kemanisan hatinya. Seolah lena terbangun kembali, aku tahu tuhan tak pernah pergi.
Aku bisa apa?
Aku Cuma mampu melihat mereka mengubat sedikit demi sedikit lukaku. Dan saat aku mulai menyayangi, tuhan mengambil mereka kembali. Membuat aku kembali sendiri.
Tapi anehnya. Saat ini, aku lebih kuat. Aku tidak tertanya tanya. Dan aku tetap mahu dekat denganNya. Karena aku lebih percaya, hidup itu ada indahnya, selagi hati menilai yang tidak terlihat di penglihatan.
Aku telah hilang begitu banyak perkara. Tapi entah hati seolah tetap mahu bermimpi. Di satu sisi aku takut untuk berimpian lagi. Tapi disatu sisi aku percaya, tuhan memegang mimpi dan doaku. Aku tak pernah sendiri.
Dan perkara yang telah hilang itu, seolah membawa aku pergi ke jalan yang baru. Jalan yang begitu samar, tapi tetap menenangkan. Seolah jalan yang kosong memenuhi ruang, tapi tetap kakiku disaluti liputan awan yang indah buat aku lebih mudah untuk melangkah.
Dan saat ini, aku tahu. Tuhan tak pernah salah, dan tuhan selalu ada.
Sometime, I feel awkward writing what have been written in my heart in malay. And it turned into Indo-slang essay T_T
I wish, if I can write long enough, I want to write a book, and I'll name it, "Saat Aku Mengenal Tuhan"
Supaya saat begitu ramai yang 'hilang', masih temukan jalan yang baru. Masih mahu percaya, Masih mahu melangkah.